Masyarakat Pedesaan dan
Masyarakat Perkotaan
- Pengertian
Masyarakat, Tipe Masyarakat dan Syaratnya
Definisi
definisi atau pengertian masyarakat menurut para ahli atau sarjana, seperti
misalnya,
1. R. Linton : Seorang ahli antropologi mengemukakan bahwa
masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan
bekerja sama, sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya berpikir
tentang dirinya dalam satu kesatuan sosial dengan batas batas tertentu.
2. M.J Herskovits : mengatakan bahwa masyarakat adalah
kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.
3. J.L Gillin dan J.P Gillin : mengatakan bahwa masyarakat
adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap
dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu meliputi
pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil.
4. S.R Steinmetz : seorang sosiolog bangsa belanda mengatakan,
bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar yang meliputi
pengelompokan pengelompokan manusia yang lebih kecil, yang mempunyai
perhubungan yang erat dan teratur.
5. Hasan Shadily : mendefinisikan masyarakat adalah golongan
besar atau kecil dari beberapa manusia yang dengan atau sendirinya bertalian
secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain.
- Adapun berikut ini syarat syarat masyarakat (1). Harus ada
pengumpulan manusiam dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang, (2). Telah
bertempat tinggal dalam waktu yang lama di suatu daerah tertentu, (3). Adanya
aturan aturan atau undang undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada
kepentingan dan tujuan bersama.
- Tipe masyarakat (1). Masyarakat kecil yang belum begitu
kompleks, yang belum mengenal pembagian kerja, belum mengenal struktur dan
aspek aspeknya masih dapat dipelajari sebagai satu kesatuan, (2). Masyarakat
yang kompleks, yang sudah jauh menjalankan spesialisasi dalam segala bidang,
karena ilmu pengetahuan modern sudah maju, teknologi maju, sudah mengenal
tulisan, satu masyarakat yang sukar diselidiki dengan baik dan didekati
sebagian saja.
- Masyarakat Perkotaan, dan Ciri Cirinya
Masyarakat perkotaan
sering disebut juga dengan urban community. Pengertian masyarakat perkotaan
lebih ditekankan pada sifat sifat kehidupannya serta ciriciri kehidupan yang
berbeda dengan masyarakat pedesaan. Perhatian khusus masyarakat kota tidak
terbatas pada aspek aspek seperti pakaian, makanan, dan perumahan tetapi
mempunyai perhatian luas lagi. Orang orang kota sudah memandang penggunaan
kebutuhan hidup sebagai kebutuhan sosial artinya tidak sekadarnya atau apa
adanya.
Ada beberapa ciri yang
menonjol pada masyarakat kota yaitu ;
1. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingankan dengan
kehidupan keagamaan di desa. Kegiatan kegiatan keagamaan hanya tampak di tempat
tempat peribadatan seperti : masjid, gereja. Sedangkan di luar itu, kehidupan
masyarakat berada dalam lingkungan ekonomi, perdagangan. Cara kehidupan
demikian mempunyai kecenderungan ke arah keduniawia, bila dibandingkan dengan kehidupan
warga masyarakat desa yang cenderung ke arah keagamaan.
2. Orang kota pada umumnya
dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang orang lain.
Yang terpenting disini adalah manusia perorangan atau individu. Di kota kota
kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, sebab perbedaan kepentingan,
paham politik, perbedaan agama, dan sebagainnya.
3. Pembagian kerja
diantara warga warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas batas yang
nyata. Misalnya seorang pegawai negeri lebih banyak bergaul dengan
rekanan-rekanannya dari pada dengan tukang tukang becak.
4. Kemungkinan kemungkinan
untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada
warga desa. Karena dikota pembagian pekerjaan sudah meluas menurut keahlian
masing masing dan telah bekerja menggunakan teknologi.
5. Jalan pikiran rasional
yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan, menyebabkan bahwa interaksi
interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan dari pada
faktor pribadi.
6. Jalan kehidupan yang
cepat di kota kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota,
sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, untuk dapat mengejar
kebutuhan kebutuhan seorang individu.
7. Perubahan perubahan
sosial tampak dengan nyata di kota kota, sebab kota kota biasanya terbuka dalam
menerima pengaruh pengaruh dari luar, dan hal ini sering menimbulkan
pertentangan antara golongan tua dan golongan muda.
- Perbedaan dan
Hubungan Desa dan Kota
1. Perbedaan Desa dan Kota
-
Yang pertama adalah
kepadatan penduduk. Walaupun tidak ada ukuran yang pasti, namun secara umum,
kota memiliki kepadatan penduduk yang lebih tinggi daripada desa. Kepadatan
penduduk berpengaruh terhadap pola pembangunan perumahan: bangunan di kota
cenderung ke arah vertikal dan di desa cenderung ke arah horizontal.
-
Aspek kedua adalah
lingkungan hidup. Lingkungan pedesaan lebih dekat dengan alam bebas. Wilayah
pedesaan didominasi oleh ruang terbuka hijau. Hal ini sangat berbeda dengan
kota yang didominasi oleh lapisan beton dan aspal.
-
Perbedaan ketiga adalah
mata pencarian penduduknya. Tingkat kepadatan penduduk di kota membatasi upaya
eksploitasi ruang di kota. Profesi-profesi yang membutuhkan lahan relatif luas
cenderung tidak berkembang di kota. Sektor ekonomi primer seperti pertanian,
perkebunan, kehutanan, perikanan dan peternakan cenderung lebih berkembang di
pedesaan. Sementara itu, kota menjadi pusat kegiatan sektor ekonomi sekunder
(industri) dan sektor ekonomi tertier (jasa).
-
Faktor keempat adalah
stratifikasi sosial. Sektor ekonomi sekunder dan tersier membutuhkan keahlian
spesifik yang sangat beragam, dibandingkan dengan sektor ekonomi primer. Jenis
lapangan kerja yang tersedia di kota relatif lebih heterogen: mulai dari
pembantu rumah tangga, pelayan kafe, programmer komputer, manajer hotel,
konsultan pengeboran minyak, hingga pemiliki perusahaan multi-nasional. Diversitas
pekerjaan menyebabkan terjadinya variasi penghasilan yang sangat tinggi.
Perbedaan pendapatan antara yang kaya dan yang miskin di kota begitu mencolok.
-
Yang kelima adalah
corak kehidupan. Desa memiliki corak kehidupan yang relatif homogen. Kota
cenderung bersifat hetorogen. Penduduk kota berasal dari latar belakang suku,
etnik, agama dan kelompok yang memiliki orientasi yang lebih bervariasi.
-
Faktor keenam adalah
pola interaksi. Penduduk kota pada umumnya tidak mempunyai hubungan
kekeluargaan dengan tetangganya. Hal ini menyebabkan individu di kota terbiasa
hidup tanpa menggantungkan diri pada orang lain. Mereka cenderung bersifat
individualistik dan mementingkan sifat rasionalitas. Berbeda dengan di
perkotaan, penduduk desa cenderung memiliki hubungan kekeluargaan dengan
tetangganya. Mereka lebih menekankan pada unsur kebersamaan.
2.
Hubungan Desa dan Kota
Desa mengirimkan tenaga kerja, air
dan sumber energi, makanan segar serta bahan mentah ke kota. Kota kemudian
mengirimkan makanan dan barang olahan ke desa. Desa menyalurkan tabungan dan
aspirasi ke kota. Selanjutnya desa menerima investasi, media, dan buku dari
kota. Desa dan kota sejatinya saling membutuhkan satu sama lain. Permasalah di
desa dapat berimbas ke kota. Contohnya ketersediaan lapangan kerja yang rendah
di desa akan menimbulkan arus urbanisasi penduduk ke kota. Urbanisasi yang
tidak terkendali akan menyebabkan terjadinya kepadatan penduduk berlebih di
kota. Pada akhirnya, ia akan menyebabkan terjadinya sejumlah persoalan sosial
di kota, seperti: kemacetan, kriminalitas, pemukiman kumuh, dan lain
sebagainya. Demikian sebaliknya, permasalah di kota juga dapat berimbas ke
desa. Krisis ekonomi di kota dapat menyebabkan terjadinya penurunan daya beli
penduduk kota atas hasil pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan
masyarakat desa. Pada akhirnya, ia
berpotensi melahirkan sejumlah permasalaan sosial di desa.
- Aspek Positif dan Aspek Negatif
Berikut aspek positif dari perkotaan:
a.
Perkotaan dapat memberikan pekerjaan bagi tenaga kerja kasar dari desa
yg bekerja di proyek pembangunan gedung dikota.
b. Perkotaan dapat memenuhi kebutuhan
penduduk dengan fasilitas seperti wahana rekreasi, mall, dan hiburan lainnya.
c.
Tersedianya pembangkit tenaga listrik buat penerangn dan kebutuhan
lainya.
d. Fasilitas pendidikan dan perguruan tinggi yang
bagus-bagus dan sudah terakreditasi.
e. Tersedia
lapangan kerja.
f. Perkotaan
juga devisa buat negara.
Aspek negatif dari perkotaan:
a.
Terjadinya transmigrasi besar-besaran oleh orang desa ke kota yg
menyebabkan kepadatan penduduk.
b. Sehingga
adanya pembangunan liar rumah-rumah dan pengangguran karena sedikitnya orang
desar yg diterima bekerja.
c. Tingkat
kriminalitas tinggi karena banyaknya pengangguran dan mereka terpaksa untuk
melakukan kejahatan untuk memenuhi kebutuhan.
d.
Pembangunan dipedesaan menjadi terlambat karena orang-orang desa pada
kekota untuk mencari pekerjaan.
- Lima Unsur Lingkungan Perkotaan
1.
Wisma : Unsur ini merupakan bagian ruang kota yang di pergunakan
untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnnya, serta untuk melangsungkan
kegiatan kegiatan sosial dalam keluarga
2.
Karya : unsur ini merupakan syarat yang utama bagi
eksistensi suatu kota, karena unsur ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.
Penyediaan lapangan kerja bagi suatu kota dapat dilakukan dengan cara
menyediakan ruang.
3.
Marga : unsur ini merupakan ruang perkotaan yang
berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat
lainnya di dalam kota, serta hubunga antara kota itu dengan kota atau daerah
laiinnya.
4.
Suka : unsur ini merupakan bagian dari ruang
perkantoran untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan berfasilitas fasilitas
hiburan, rekreasi, pertamananm kebudayaan, dan kesenian
5.
Penyempurnaan : unsur ini merupakan bagian yang
penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam ke empat
untur diatas termasuk fasilitas keagamaan, perkuburan kota , fasilitas
pendidikan dan kesehatan.
- Fungsi Eksternal Kota
yakni seberapa jauh fungsi dan peranan
kota tersebut dalam kerangka wilayah atau daerah-daerah yang dilingkupi dan
melingkupinya, baik dalam skala regional maupun nasional. Dengan pengertian ini
diharapkan bahwa suatu pembangunan kota tidak mengarah pada suatu organ
tersendiri yang terpisah dengan daerah sekitarnya, karena keduanya saling
pengaruh mempengaruhi.
- Pengertian Desa, Ciri ciri Desa dan Masyarakatnya
a.
Pengertian Desa dan Ciri ciri desa
Yang dimaksud desa menurut Sutardjo
Kartohadikusuma “desa adalah suatu kesatuan hukum di mana bertempat tinggal
suatu masyarakat pemerintahan sendiri.” Menurut Bintarto “perwujudan atau
kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik dan kultural yang terdapat di suatu
daerah dalam hubunga dan pengaruhnya secara timbal-nalik dengan daerah lain”
Menurut Paul H. Landis desa adalah
penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri ciri sebagai berikut (1). Mempunyai
pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa, (2). Ada pertalian
perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan, (3). Cara berusaha
(ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti
: iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang agraris adalah
bersifat sambilan
b.
Ciri ciri masyarakat desa
-
Di dalam masyarakat pedesaan di antara warganya
mampunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibanddingkan dengan
masyarakat pedesaan lainnya di luar batas batas wilayah.
-
Sistem kehidupan umunya berkelompok dengan dasar
kekeluargaan.
-
Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari
pertanian. Pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan yang
biasanya sebagai pengisi waktu luang
-
Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata
pencarian, agama adat istiadat dll.
- Macam Macam Pekerjaan Gotong Royong
-
Kerja bersama untuk pekerjaan pekerjaan yang timbulnya
dari inisiatif warga masyarakat itu sendiri (biasanya diistilahkan dari bawah).
-
Kerjasama untuk
pekerjaan pekerjaan yang inisiatifnya tidak timbul dari masyarakat itu sendiri
berasal dari luar (biasanya berasal dari atas)
- Sifat dan Hakikat Masyarakat Perdesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai sifat
yang kaku tapi sangatlah ramah. Biasanya
adat dan kepercayaan masyarakat
sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku, tetapi asalkan tidak
melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat pedesaan adalah masyarakat
yang ramah. Pada hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung
seperti sebagai petani yang menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan
yang biasanya hanya bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat
pedesaan banyak juga yang sudah berpikir maju dan keluar dari hakikat itu.
Pengertian Masyarakat perkotaan Seperti halnya desa,
kota juga mempunyai pengertian yang bermacam-macam seperti pendapat beberapa
ahli berikut ini.
-
Wirth “Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar,
padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.”
-
Max Weber “Kota menurutnya, apabila penghuni
setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal.”
-
Dwigth Sanderson “Kota ialah tempat yang berpenduduk
sepuluh ribu orang atau lebih.”
Dari beberapa pendapat secara umum
dapat dikatakan mempunyani ciri-ciri mendasar yang sama. Pengertian kota dapat
dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu dengan tingkatan dalam
struktur pemerintahan.
- Macam Macam Gejala Masyarakat Pedesaan
Gejala-gejala
sosial pada masyarakat pedesaan adalah
a.
Konflik (Pertengkaran)
Pertengkaran-pertengkaran yang terjadi biasanya
berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga dan sering menjalar ke luar
rumah tangga. Sedang sumber banyak pertengkaran itu rupa-rupanya berkisar pada
masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan, dan sebagainya.
b.
Kontraversi (Pertentangan)
Pertentangan ini bisa disebabkan oleh perubahan
konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat), psikologi atau dalam hubungannya
dengan guna-guna (black magic). Para ahli hukum adat biasanya meninjau masalah
kontraversi (pertentangan) ini dari sudut kebiasaan masyarakat.
c.
Kompetisi (Persiapan)
Sesuain dengan kodratnya masyarakat pedesaan adalah
manusia-manusia yang mempunyai sifat-sifat sebagai manusia biasanya yang antara
lain mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena itu
maka wujud persaingan itu bisa positif dan bisa negatif. Positif bila
persaingan wujudnya saling meningkatkan usaha untuk meningkatkan prestasi dan
produksi atau output (hasil). Sebaliknya yang negatif bila persaingan ini hanya
berhenti pada sifat iri,yang tidak mau berusaha sehingga kadang-kadang hanya
melancarkan fitnah-fitnah saja, yang hal ini kurang ada manfaatnya sebaliknya
menambah ketegangan dalam masyarakat.
d.
Kegiatan pada Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi
terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan orang lain. Jadi jelas
masyarakat pedesaan bukanlah masyarakat yang senang diam-diam tanpa aktivitas,
tanpa adanya suatu kegiatan tetapi kenyataannya adalah sebaliknya. Jadi apabila
orang berpendapat bahwa orang desa didorong untuk bekerja lebih keras, maka hal
ini tidaklah mendapat sambutan yang sangat dari para ahli.
- Sistem Budaya Petani Indonesia
Sistem
nilai budaya petani Indonesia antara lain sebagai berikut :
- Para petani
di Indonesia di Jawa pada dasarnya menganggap bahwa hidupnya itu sebagai
sesuatu hal yang buruk, penuh dosa, kesengsaraan. Tetapi itu tidak berarti
bahwa ia harus menghindari hidup yang nyata dan menghindarkan diri dengan
bersembunyi di dalam kebatinan atau dengan bertapa, bahkan sebaliknya wajib
menyadari keburukan hidup itu dengan jelas berlaku prihatin dan kemudian
sebaik-baiknya dengan penuh usaha atau ikhtiar.
- Mereka beranggapan bahwa orang bekerja itu
untuk hidup, dan kadang-kadang untuk mencapai kedudukannya.
- Mereka
berorientasi pada masa ini (sekarang), kurang memperdulikan masa depan, meraka
kurang mampu untuk itu.Bahkan kadang-kadang ia rindu masa lampau, mengenang
kekayaan masa lampau (menanti datangnya kembali sang ratu adil yang membawa
kekayaan bagi mereka)
- Mereka
menganggap alam tidak menakutkan bila ada bencana alam atau bencana lain itu
hanya merupakan sesuatu yang harus wajib diterima kurang adanya agar
peristiwa-peristiwa macam itu tidak berulang kembali. Mereka cukup saja dengan
menyesuaikan diri dengan alam, kurang adanya usaha untuk menguasainya.
- Dan untuk
menghadapi alam mereka cukup dengan hidup bergotong-royong, mereka sadar bahwa
dalam hidup itu pada hakikatnya tergantung kepada sesamanya.
- Unsur Unsur desa dan Fungsi Desa
Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang
tidak, beserta penggunaannya, termasuk juga unsur lokasi, luas, dan batas yang
merupakan lingkungan geografis setempat.
Penduduk adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian penduduk desa setempat.
Tata kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa. Jadi menyangkut seluk-beluk kehidupan masyarakat desa (rural society).
Ketiga unsur desa ini tidak lepas satu sama lain, artinya tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan satu kesatuan.
Unsur daerah, penduduk dan tata kehidupan merupakan suatu kesatuan hidup atau “Living Unit”.
Unsur lain yang termasuk unsur desa yaitu, unsur letak. Letak suatu desa pada umumnya selalu jauh dari kota atau dari pusat keramaian. Unsur letak menentukan besar-kecilnya isolasi suatu daerah terhadap daerah-daerah lainnya.
Penduduk adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian penduduk desa setempat.
Tata kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa. Jadi menyangkut seluk-beluk kehidupan masyarakat desa (rural society).
Ketiga unsur desa ini tidak lepas satu sama lain, artinya tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan satu kesatuan.
Unsur daerah, penduduk dan tata kehidupan merupakan suatu kesatuan hidup atau “Living Unit”.
Unsur lain yang termasuk unsur desa yaitu, unsur letak. Letak suatu desa pada umumnya selalu jauh dari kota atau dari pusat keramaian. Unsur letak menentukan besar-kecilnya isolasi suatu daerah terhadap daerah-daerah lainnya.
Pertama, dalam hubungannya dengan kota, maka desa yang
merupakan “hinterland” atau daerah dukung berfungsi sebagai suatu daerah
pemberian bahan makanan pokok seperti padi, jagung, ketela, di samping bahan makanan
lain seperti kacang, kedelai, buah-buahan, dan bahan makanan lain yang berasal
dari hewan.
Kedua, desa ditinjau dari sudut potensi ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah (raw material) dan tenaga kerja (man power) yang tidak kecil artinya.
Ketiga, dari segi kegiatan kerja (occupation) desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan, dan sebagainya.
Desa-desa di Jawa banyak berfungsi sebagai desa agraris.
Menurut Sutopo Yuwono : “Salah satu peranan pokok desa terletak di bidang ekonomi. Daerah pedesaan merupakan tempat produksi pangan dan produksi komoditi ekspor. Peranan yang vital menyangkut produksi pangan yang akan menentukan tingkat kerawanan dalam jangka pembinaan ketahanan nasional. Oleh karena itu, peranan masyarakat pedesaan dalam mencapai sasaran swasembada pangan adalah penting sekali, bahkan bersifat vital.”
Kedua, desa ditinjau dari sudut potensi ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan mentah (raw material) dan tenaga kerja (man power) yang tidak kecil artinya.
Ketiga, dari segi kegiatan kerja (occupation) desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan, dan sebagainya.
Desa-desa di Jawa banyak berfungsi sebagai desa agraris.
Menurut Sutopo Yuwono : “Salah satu peranan pokok desa terletak di bidang ekonomi. Daerah pedesaan merupakan tempat produksi pangan dan produksi komoditi ekspor. Peranan yang vital menyangkut produksi pangan yang akan menentukan tingkat kerawanan dalam jangka pembinaan ketahanan nasional. Oleh karena itu, peranan masyarakat pedesaan dalam mencapai sasaran swasembada pangan adalah penting sekali, bahkan bersifat vital.”
- Perbedaan Masyarakat Perdesaan dan Kota
Masyarakat Pedesaan
|
Masyarakat Perkotaan
|
-
Perilaku Homogen
|
-
Perilaku Heterogen
|
-
Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan
kebersamaan
|
-
Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri
dan kelembagaan
|
-
Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status
|
-
Perilaku yang berorientasi pada rasionalistas dan
fungsi
|
-
Isolasi sosial sehinggak statik kesatuan dan
keutuhan kultural banyak ritual dan nilai-nilai sakral
|
-
Mobilitas sosial, sehingga dinamika kebauran dan
diverfikasi kultur birokrasi fungsional dan nilai nilai sekular
|
-
Kolektivitasme
|
-
Individualisme
|
Sumber : Buku Ilmu Sosial Dasar
Drs. H. Abu Ahmadi , http://revolusidesa.com/category/page/fakta_desa/31/PERBEDAAN-DESA-DAN-KOTA
, http://aurisophanz.blogspot.co.id/2014/11/masyarakat-perkotaan-aspek-aspek.html
, https://ciptadestiara.wordpress.com/category/fungsu-eksternal-kota/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar